17 Agustus-an dalam Kenangan Penulis
Malam sebelum tanggal 17 Agustus, Ema ( nenek ) sibuk di pawon (dapur) membuat ketupat atau buras isi oncom dengan lauk nya : goreng tempe, rangginang, telor rebus, dsb., makanan yang cukup mewah saat itu.“Kita akan makan-makan di Dayeuh, sambil melihat pawai Agustus-an“, Ema coba menjelaskan pada penulis yang masih kecil saat itu.
Pagi sekali warga : bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang yang sudah tua, berkumpul di halaman Bale Desa. Berbaris rapi mengiringi beberapa Jampana yang dihiasi bendera merah putih, makanan tradisional, dan hasil bumi : ikatan padi, ketela, buah-buahan, syauran, dsb.
Kesenian tradisional yang ada di Desa pun ikut pawai mengiringi Jampana : ada reog, pencak silat, calung, dan yang lainnya. Beberapa orang berpakaian seolah pejuang kemerdekaan dengan senjata bambu runcing di tangan, bedog (golok) di pinggang, ikat kepala merah putih, ada yang berpakaian pangsi, ada juga yang bertelanjang dada. Beberapa lagi berpakaian seolah Tentara Pejuang lengkap dengan topi baja dari buah berenuk, dan senapan yang dibuat dari kayu. Beberapa pemuda menunjukkan ketengkasannya mengikuti pawai menggunakan ‘jujungkungan’ dari bambu.
Iring-iringan Jampana dari setiap Desa bergerak menuju ‘ Dayeuh’ (alun-alun Kecamatan)dan ketika bertemu dengan desa lainnya iring-iringan pun bertambah panjang, berurut tertib dan menjadi carnaval yang sangat meriah.
Iring-iringan Jampana dari setiap Desa berkumpul, tumpah ruah di alun-alun Kecamatan untuk mengikuti dengan khidmat Upacara Pengibaran BenderaMerah Putih dan mengheningkan cipta bagi para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Bagi penulis yang masih anak-anak, juga anak-anak seusia lainnya, Agustus-an merupakan saat yang dinantikan karena saat itu ada kemeriahan, banyak makanan dan hiburan sebagai ekspresi kegembiraan atas Kemerdekaan Republik Indonesia.
Itulah kemeriahan HUT RI yang penulis kenang semasa anak-anak di sebuah Desa di kaki Gunung Cakrabuana. Kenangan apakah yang akan kita berikan kepada anak-anak dan generasi penerus kita dalam memperingati HUT RI dan dalam menanamkan niai-nilai perjuangan Para Pahlawan ?
Rancaekek, Agustus 2009