Minggu, 14 Juni 2009

Tidak Ada yang Tidak BIsa


KARMAKA SURJAUDAJA
Tidak Ada yang Tidak Bisa
Penulis : Dahlan Iskan
Penerbit : Jaring Pena
Tebal : 279 halaman

"Tidak Ada yang Tidak Bisa," sepertinya judul yang berlebihan apabila tidak membaca isinya. Bahasa yang lancar dan mudah dicerna membuat kita tidak perlu membaca ulang buku ini untuk menagkap isi dan memahaminya.
Perjalanan hidup Karmaka Surjaudaja dari mulai bayi sepuluh bulan sampai kini berusia 74 tahun. Perjalanan yang cukup panjang penuh dengan perjuangan, pengorbanan, air mata, dan darah, bahkan hampir merenggut nyawanya.
Kerja keras, kesungguhan, kejujuran, dan iklas adalah kunci kesuksesan. Hal itulah yang dilakukan Karmaka Surjaudaja dalam hidupnya sehingga berhasil menyelamatkan NISP dan membesarkannya menjadi masuk jajaran sepuluh besar Bank Swasta di Indonesia.
Tidak mudah memang untuk menjadi orang sukses, namun juga bukan hal yang mustahil untuk mendapatkannya dan kita berhak mendapatkannya apabila bersungguh-sungguh mengupayakannya.
Bagi saya buku ini sedikit mengungkap tabir
" Tuntutlah ilmu walaupun harus (sampai) ke Negeri Cina".

Walaupun banyak pertolongan Tuhan, namun buku ini menggambarkan bahwa : "Tuhan tidak akan merobah nasib (suatu kaum/seseorang), sehingga kaum/seseorang itu sendiri berusaha mengubahnya. "

Tentang buku ini, ada dua hal yang tidak penting , namun saya igin mencatatnya :
1. Tanpa kehilangan makna, barangkali buku ini dapat dibuat menjadi Novel yang bagus
2. Apabila saya tidak sedikitpun mengetahui Karmaka Surjaudaja dan tidak sering bersinggungan
dengan NISP, barangkali saya akan bingung ketika membaca cover belakang buku ini, untuk
menentukan buku mana yang akan saya pilih : apakah buku ini yang ditulis oleh Dahlan Iskan atau
Buku-buku Dahlan Iskan sendiri ? ( hal ini tidak akan membinggungkan apabila saya dapat membeli
semuanya )


Selasa, 09 Juni 2009

Mengolah "Ide" menjadi Tulisan Menarik

Dalam sesi 'Mengolah Ide menjadi Tulisan Menarik ' ( Workshop Buku : Basic Writing ), ada hal yang menarik dan saya rasa banyak kebenarannya, bahwa kita sering kehilangan ide untuk menulis dan atau merasa ide kita tidak cukup besar untuk dituliskan.
Anggapan tersebut tidak benar dan harus kita buang jauh-jauh. Semua hal dapat menjadi ide untuk sebuah bahkan beberapa tulisan dan sebuah tulisan tidak harus berasal dari ide yang besar.
Pengetahuan/Informasi/Kejadian sehari-hari, Pengalaman pribadi, Pengalaman/Cerita orang lain, dan Imajinasi atau gabungan dari hal-hal tesebut dapat menjadi sumber berlimpah untuk menulis.
Pertanyaannya adalah : Bagaimana ide tersebut dapat dituangkan dalam tulisan yang menarik ?
Jawabannya : Menulislah !, dan terus berlatih menulis !.
Kembangkan imajinasi, perbanyak referensi dengan banyak membaca karya orang lain.
Saya cukup terkejut ketika pembicara menginformasikan bahwa Roayalti yang paling banyak menghasilkan uang adalah Royalti Klip ( penjepit ).
Klip, ide dan barangnya sederhana saja, namun banyak guna. Barangkali kita sepakat klip paling akrab dan banyak digunakan dalam tulis-menulis untuk menjepit kertas.
Klip, sebuah ide sederhana yang menghasilkan karya besar dan berguna.

Selasa, 02 Juni 2009

Merdeka dalam Menulis

Baca-Tulis
Bagi Umat Islam keutamaan baca tulis sangat jelas dan nyata dengan diturunkannya ayat-ayat pertama AL Qur’an ( AL ‘Alaq ) yang di dalamnya berisi perintah membaca. Dalam penjelasan ayat-ayat tersebut juga disebutkan bahwa Allah SWT mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Mukji’zat Rasulullah SAW yang terbesar dan terdahsyat adalah AL Qur’an, Kitab ( ‘buku’ ) Suci Umat Islam yang menjadi tuntunan hidup manusia. Dengan membaca AL Qur’an tentunya kita akan mengetahui isinya, dengan melaksanakan ( menuliskan dengan perbuatan ) isi AL Qur’an, kita akan merasakan manfaatnya.
Menyampaikan kandungan AL Qur’an ( walaupun hanya satu ayat ) merupakan kewajiban setiap muslim Menyampaikan (dakwah) melalui tulisan tentu saja sangat mulia, sehingga tidak berlebihan apabila ada penyair dan atau penulis yang menganggap : “Menulis adalah Berbagi Hidup”

Cita-cita : “Menjadi Seorang Penulis !” Why Not ?
Sejak SD kita semua (beberapa orang bahkan sebelum masuk SD) sudah bisa menulis dan membaca, itulah modal utama untuk menjadi Penulis. Cita-cita dan kesungguhan dalam menggapainya barangkali hanya itulah tambahan yang dibutuhkan untuk menjadi Penulis yang berhasil.
“Menulis itu Elegant”, demikian kata Andrea Hirata, penulis Serial ‘Laskar Pelangi’. JK. Rowling, penulis Serial “Harry Potters”, saat ini masuk jajaran wanita terkaya di Britania, sempat mengalami hidup susah di usianya yang ke-40 an dan masuk dalam daftar penerima tunjangan sosial dari pemerintahnya ( BLT barangkali kalo di Indonesia ). Banyak Penulis yang me-motivasi dan meng-ispirasi pembacanya sehingga merubah hidup baik penulis maupun pembacanya.
Tak ada salahnya bila bercita-cita menjadi Penulis, karena menjanjikan masa depan dan yang lebih utama Menulis adalah pekerjaan yang mulia.

Writing Without Teachers (Peter Elbow)
Mengarang Itu Gampang (Arswendo)
Menyadari pentingnya dan keutamaan dalam menulis akan menimbulkan minat untuk menulis, selanjutnya marilah kita mulai menulis.
Banyak orang yang enggan untuk menulis atau ogah dan menyerah duluan ketika diminta menulis karena dibelenggu oleh aturan-aturan soal tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar. Melalui “Writing Without Teachers” yang diterjemahkan menjadi “Merdeka dalam Menulis”, Peter Elbow memberikan pemahaman baru dalam menulis yakni menulis bebas. Bebas dari segala aturan yang seringkali menjadi pemasung gerak dalam menulis. Inti dari 'ajaran' Elbow adalah menulis terus menerus. Pokoknya tulis saja apa yang ada dalam pikiran. Jangan pedulikan dulu soal ejaan, tanda baca, tata bahasa, dan tetek bengek lain. Tulis saja apa yang terlintas dalam pikiran. Bahkan ketika tidak ada yang terpikirkan, tidak ada ide, Elbow menyarankan Tulis saja : "Saat ini tidak ada yang terpikirkan di otak saya. Saya blank. Tapi saya harus terus menulis. Menulis saja terus…”
Buku Catatan Harian ( Diary ) menjadi penting dan sangat berguna bagi penulis. Setiap kejadian penting atau menarik langsung dituliskan. Ketika mendapatkan ide maka langsung saja dituliskan sebelum ide tersebut hilang atau tergantikan dengan ide yang lain tanpa tertuliskan. Banyak Diary yang menjadi sumber utama Buku Autobiographi, Inspirasi untuk menulis, atau menjadi sebuah Novel (Beijing Doll adalah sebuah Novel dari Diary penulisnya : Chun Sue ).
“Jangan hanya membaca. Kalau saat itu sudah mencoba mengarang, pasti lain halnya. Untuk yang terakhir ini saya percaya penuh. Cobalah mengarang sekarang juga, jangan menunggu dua puluh tahun lagi. Jangan menunggu dua hari lagi. Sekarang juga Tutup buku ini, dan mulai (mulailah menulis/mengarang @red),“ begitu tulis Arswendo dalam pengantar edisi kedua buku “Mengarang Itu Gampang”.
‘Merdeka dalam Menulis’ dengan ajarannya ‘menulis terus-menerus’ juga akan menghilangkan hambatan lainnya dalam menulis yakni : ‘Ide tulisan’. Tulisan tidak harus berasal dari ide yang besar. Mulailah dengan yang ada di sekitar kita karena apapun bisa menjadi ide sebuah bahkan beberapa tulisan. Ibu-ibu dapat menuliskan resep makanan dan cara mengolahnya, bapak-bapak dapat menuliskan resep umpan jitu dan teknik memancing yang baik, misalnya dsb. ( Tentang ide, penulis cukup kaget bahwa Royalti yang paling banyak menghasilkan uang adalah : Royalti dari Clip (penjepit) ).

So..., Tunggu apa lagi ?, mulailah membuat tulisan !